Pendahuluan
• Kemajuan
pesat RRT di segala bidang membawa pula berbagai dampak negatif dalam kehidupan masyarakat yang harus
diantisipasi dengan cermat
• Penanganan
masalah sosial tak bisa terlepas dari aspek budaya, Konfusianisme sebagai akar
budaya Tiongkok mendapatkan momentum untuk kembali berkembang
• Beberapa sebutan yang mengacu pada
Konfusianisme dalam bahasa Mandarin adalah
Rujiao (儒教) – Rujia (儒 家)-
Ruxue (儒学) - Kongjiao (孔教)
atau Ru (儒)saja
• Pada
dasarnya Konfusianisme adalah ‘doktrin’ tentang etika dan moralitas
kemanusiaan untuk tercapainya kehidupan
bermasyarakat yang harmonis à dijabarkan dalam kitab
Sishu Wujing ( 四书五经)
• Etika
Konfusianis secara integral juga mencakup aspek religius, politik, pendidikan,
psikologi, dan metafisik.
Sejarah
Konfusianisme
• Xin Zhongyao : “Konfusianisme merupakan
sebuah aliran pemikiran dan ideologi ortodox yang telah berfungsi secara
dogmatis dan dinamis selama ribuan tahun. “ à ‘dogmatis’ ketika
berfungsi untuk melanggengkan/memperkuat kekuasaan ; ‘dinamis’ ketika
menunjukkan kemampuan untuk mengadaptasi lingkungan/ide-ide yang berbeda
• Secara historis pada akhir abad ke 19,
kaum liberal maupun komunis menyebut Konfusianisme sebagai penyebab
keterbelakangan dan ketidakmampuan bangsa Tiongkok dalam mengantisipasi modernisasi/Barat à wu lun sebagai
sumber berkembangnya feodalisme
• Komunisme
lahir dan berkembang di awal abad ke 19 sebagai reaksi/koreksi terhadap
kapitalisme ,menentang akumulasi modal pada individu, dan menekankan
pentingnya ‘perjuangan klas’ untuk tercapainya masyarakat Sosialis – Komunis ;
• Sejak
Era Gerakan 4 Mei 1919, berkembang di Tiongkok sebagai pemikiran alternatif
yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik
• Dalam
praktiknya (terutama di era Mao Zedong), kepemimpinan PKC cenderung menunjukkan
“perilaku dan ingin diperlakukan sebagaimana kaisar/penguasa di era
kedinastian”
Antara Konfusianisme & Komunism
- Doktrin Konfusianis tentang: wu lun, zheng ming dan wu chang
- Wu lun mengatur etika hubungan antara, pimpinan –bawahan, ayah-anak, suami-istri, kakak-adik, sesama teman
- Zheng ming, nama/sebutan yang tepat ; segala sesuatu harus menempatkan atau ditempatkan sesuai nama/sebutan, posisi, ataupun predikat, yang melekat padanya
- Wu chang , lima sifat kekal/mulia (ren, yi, li, zhi, xin – cinta kasih, adil, pantas, bijaksana, dapat dipercaya)
- · Wulun dan zheng ming diindikasikan telah melahirkan ‘hirarki sosial’ yang memberi hak lebih kepada pemegang kekuasaan , wu chang di satu sisi merupakan ‘pembatas’ kekuasaan itu, namun di sisi lain dapat menjadi ‘sabuk pengaman’ yang membuat rakyat terlena/tak berdaya à negara menjadi pusat kekuasaan/kedaulatan ; rakyat terbiasa mengabdi untuk negara à nasionalisme tinggi
- · Komunisme merupakan gerakan anti-kapitalisme; menggunakan partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan ; semua direpresentasikan sebagai milik rakyat à seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara agar kemakmuran rakyat dapat merata seperti:
- Konfusianisme , Negara menjadi pusat kekuasaan / kedaulatan à kedaulatan negara ≠ kedaulatan rakyat
- Nasionalisme tinggi dibarengi dengan sejarah yang mewariskan ‘mimpi besar untuk menjadi negara yang kuat’ (qiangguomeng) , membuat rakyat mudah terindimidasi untuk tunduk pada negara/penguasa
- Doktrin untuk mengutamakan harmoni & persatuan semakin memperkuat kecenderungan tersebut.
Di antara kemajuan fisik dan moral
·
Dampak
negatif dari kemajuan ‘fisik’ yang harus
diantisipasi
- Internal : muncul berbagai masalah sosial/moral yang bersumber dari al. : melonggarnya ikatan keluarga ; persaingan antar individu yang semakin ketat ; kesenjangan yang semakin lebar ; munculnya aspirasi baru yang bukan hanya terkait ‘materi’
- Eksternal ; muncul citra sebagai “ancaman” ; konflik kepentingan & sengketa wilayah membuat kebijakan luar negeri RRT yang ‘low profile’ (taoguang yanghui) tidak selalu efektif
Menuju Harmonisasi
- · Sejak akhir tahun 1980-an mulai ada upaya revitalisasi nilai-nilai budaya Tiongkok ; Konfusianisme, khususnya dalam upaya mengantisipasai ‘westernisasi’ à pasca 1989 ‘perang’ terhadap ‘evolusi damai’ ; 2001 ‘Rencana implementasi program pembangunan moral rakyat’ (公民道德建设实施纲要) ; 2002 “bangkit dengan damai”(和平崛起), “berkembang dengan damai” (和平发展); 2006 ditetapkan ‘Rencana pengembangan budaya ’ yg merupakan bagian dari Pelita ke 11 (国家‘十一五’ 时期文化发展规划纲要)à 2007 “dunia yang harmonis” (和谐世界)
- · Dua motivasi pemerintah : Konfusianisme sebagai ‘perekat’ masyarakat yang dapat melegitimasi rejim ; Konfusianisme sebagai ‘antidot’ budaya dalam menghadapi ‘westernisasi’
- · Kuatnya kewaspadaan masyarakat terhadap ‘westernisasi’, dan politik kebudayaan yang dibarengi dengan propaganda budaya tradisional melalui pendidikan, menyebabkan jalannya kebijakan pemerintah terlihat lebih terdorong oleh dinamika masyarakat ; bukan sebuah kebijakan yang ‘top-down .
Penutup
Konfusianisme yang dapat berfungsi secara dogmatis
dan dinamis memberi peluang bagi munculnya keharmonisan dengan Komunisme secara sengaja dan tidak sengaja telah
mengefektifkan peluang tersebut, Ingatan kuat masyarakat atas
keunggulan sejarah dan budaya Tiongkok yang terus berkesinambungan
memudahkan ‘revitalisasi’ à keharmonisan, Kemunculan RRT dengan revitalisasi budaya /
peradabannya dapat menjadi bentuk alternatif yang berbeda dari yang ditawarkan
‘Barat’ (ekopolsosbud), Dapat
membuka peluang munculnya hubungan tributer dengan pendekatan/gaya baru.
Referensi:
-
Tuty
Enoch Muas
Sinofest, 24 April 2013
Sinofest, 24 April 2013
No comments:
Post a Comment