jam

Monday 3 July 2017

CURRICULUM VITAE



CURRICULUM VITAE


Nama                                       : Endah Dahlia
Tempat, Tanggal Lahir               : Bogor, 13 Maret 1994
Jenis Kelamin                            : Perempuan
Agama                                     : Islam
Kewarganegaraan                    : Indonesia
Status                                      : Belum menikah
Alamat                                    : Jl. Alternatif Cibubur, Kp. Nanggewer  RT 01 RW 07 Kel. Nagrak Kec. Gunung Putri-Bogor.
E-mail                                      : endahdahlia13@gmail.com


I.                   Pendidikan Formal
Tahun
Sekolah
Tempat
2012-2015
Universitas Gunadarma, Diploma III Akuntansi Komputer
Depok
2009-2012
SMA Widya Kusuma
Cileungsi
2006-2009
SMP Negeri 01 Gunung Putri
Gunung Putri

2000-2006
SDN Nagrak 01

Nagrak

II.                Pendidikan Non Formal
Tahun
Keterangan
Tempat
2015
Workshop Securities Technical Analysis
Depok
Seminar dan Kompetisi Perkembangan Bisnis
Depok
2014

Seminar “Indonesian Youth Preneur”

Balairung Universitas Indonesia
Workshop Wirausaha Muda Mandiri
SEMESCO Jakarta
Kegiatan Perguliran Dana dan Praktek Kewirausahaan
Depok
Kursus Entrepreneurship
Depok
2013
Kegiatan Kunjungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Purwakarta



                 

I.                   Pengalaman Kerja
·        Monza Motor Sport (01 Juli 2012 – 31 Agustus 2012)
·         Asisten Laboratorium Manajemen Dasar Universitas Gunadarma (2013-2015)
·         PT. Setiajaya Mobilindo Cibubur (01 Juli 2014 – 31 Agustus 2014)
·         PT. Bangun Kreasi Cemerlang (01 Mei 2015 – 10 Juli 2015)

  • ·         Mampu Mengoperasikan aplikasi Microsoft Office (MS. Word, MS. Excel, MS. Power Point)
  • ·         Dapat bekerjasama secara individu maupun team
  • ·         Presentasi dan komunikasi.

Sunday 25 June 2017

Neraca Pembayaran Indonesia Terhadap Satu Negara Di Benua Amerika (Peru)



Kelompok 13 – 1EB11
·        Endah Dahlia (2B215195)
·        Puspa Handini (2B215167)

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TERHADAP SATU NEGARA DI BENUA AMERIKA ( PERU )

Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran internasional (Balance of Payment) merupakan catatan yang tersusun secara sistematis mengenai seluruh transaksi ekonomi internasional yang dilakukan penduduk suatu negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Pengertian penduduk di dalam suatu neraca pembayaran internasional meliputi orang perorangan, badan hukum, dan pemerintah.
Transaksi ekonomi internasional yang dicatat dalam neraca pembayaran internasional dapat digolongkan menjadi dua yaitu transaksi debit dan kredit. Transaksi debit adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban bagi penduduk suatu negara untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain, sedangkan transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan hak bagi penduduk suatu negara untuk menerima pembayaran dari penduduk negara lain.
Neraca pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debit,
1.      Transaksi debit, adalah transaksi yang mengakibatkan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain. Contoh: Indonesia membeli jasa dari Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan kewajiban untuk mengadakan pembayaran kepada Malaysia, sehingga transaksi jasa tersebut merupakan transaksi debit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda minus (–).
2.      Transaksi kredit, adalah transaksi yang mengakibatkan timbul atau bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain. Contoh: Indonesia menjual jasa ke Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan hak untuk menerima pembayaran dari Malaysia, maka transaksi tersebut merupakan transaksi kredit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda positif (+).

Hubungan Indonesia - Peru

Hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Republik Peru dibuka pada tanggal 12 Agustus 1975. Pada awalnya, perwakilan Indonesia di Peru dirangkap oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Brazil. Oleh karena perangkapan tersebut dirasakan kurang efektif mengingat faktor jarak dan kuatnya keinginan untuk meningkatkan kerjasama dengan Perú, maka Pemerintah Indonesia membuka KBRI Lima pada tanggal 20 Februari 2002 dan Di sisi lain, Pemerintah Peru telah membuka Kedutaan Besarnya di Jakarta sejak 1 November 1992. Hubungan baik antara kedua negara juga tercermin dari kerjasama yang dilakukan di  berbagai forum seperti Kelompok 77, Kelompok 15, dan APEC. Demikian pula intensitas kunjungan timbal balik dan kontak langsung antara pejabat kedua negara telah meletakkan landasan yang lebih kokoh bagi hubungan kedua negara.

Peru yang terletak di kawasan Amerika Selatan merupakan salah satu pasar non tradisional yang ditetapkan menjadi pasar potensial untuk produk ekspor Indonesia. Kontribusi ekspor ke Peru masih cukup rendah yaitu 0.098 pada tahun 2013, namun pertumbuhan kontribusi ekspor ke Peru tersebut terus mengalami pertumbuhan sebesar 22.79% per tahun selama periode 2009-2013.

Kerjasama perdagangan bilateral antara Indonesia dan Peru saat ini berupa Memorandum of Understanding (MoU) on Trade Promotion Activities yang akan mengarah kepada Preferential Trade Agreement (PTA). Kesenjangan masih rendahnya kontribusi ekspor dan peluang pasar Peru yang potensial masih perlu ditinjau lebih lanjut. Analisis keragaan dan produk prospektif yang memiliki daya saing ke pasar Peru diperlukan sebagai persiapan bagi Indonesia apabila PTA diterapkan. Wilayah Peru yang strategis dapat menjadi pintu masuk bagi ekspor Indonesia ke kawasan Amerika Selatan, sehingga analisis aliran perdagangan produk ekspor prospektif tersebut pada penelitian ini diperluas ke kawasan Amerika Selatan.

NERACA PERDAGANGAN
INDONESIA-PERU
2004-2009
(DALAM US$)

TAHUN
EKSPOR
IMPOR
NERACA
VOLUME
2004
25.250.200
25.775.700
-570.500
51.025.900
2005
27.838.800
36.422.200
-8.538.400
64.261.000
2006
34.399.600
31.175.300
+ 3.224.300
65.574.900
2007
42.154.400
27.971.500
+ 14.173.900
70.125.900
2008
49.850.700
36.180.600
+ 13.670.100
86.031.300
2009
51.171.500
36.472.300
+ 14.699.200
87.643.800

Di lihat dari neraca perdagangan internasional Indonesia - Peru pada tahun 2004 - 2009 yaitu pada tahun 2004 dan 2005 Indonesia mengalami devisit. Tetapi pada tahun 2006-2009 Indonesia mendapatkan surplus, yaitu pada tahun 2006 US$ 3,244 juta, tahun 2007 US$ 14,173 juta, tahun 2008 US$ 13,670, dan tahun 2009 US$ 14,699 juta. Ekspor Indonesia ke Peru antara lain radio tape, asam sulfur, printer, karet alam, gelas, computer, kamera video, produk tekstil, pakaian, kertas, kendaraan bermotor (rakitan di Indonesia), suku cadang kendaraan bermotor, ban, alas kaki, dinner ware, kulkas. Sedangkan komoditi impor Indonesia dari Peru antara lain tepung ikan dan fish oil, anggur segar, copper sulfate, produk perunggu, kabel akrilik, kapas, wool (alpaca dan llama). Sementara itu, total perdagangan Indonesia dengan Peru pada 2013 mencapai US$ 232,5 juta, dengan pertumbuhan 33,36 persen per tahun. Pangsa ekspor Indonesia ke Peru masih sangat rendah, hanya sebesar 0,1 persen dari seluruh ekspor nonmigas Indonesia. Nilai ekspor Indonesia ke Peru sebesar US$ 159,8 juta.

Neraca Pembayaran Indonesia
Tahun Terpilih

DIANTARA 2012-2013
URAIAN
2012
2013
A.TRANSAKSI BERJALAN
-24,418
-28,450
1.      Ekspor-impor barang
8,618
6,149
a. ekspor
188,496
183,549
i.        non migas
152,925
149,960
ii.      migas
35,571
33,589
·         minyak
17,891
17,889
·         gas
17,680
15,700
b. impor
-179,878
-177,399
i. non migas
-139,068
-134,109
ii. migas
-40,810
-43,290
·         minyak
-38,327
-40,365
·         gas
-2,483
-2,925
Neraca Perdagangan
8,618
6,150
2.  Ekspor-impor jasa
-10,331
-11,428
a. ekspor
23,113
22,562
b. impor
-33,444
-33,990
Neraca Berjalan
-1,713
-5,278
B. TRANSAKSI MODAL


1. Modal Pemerintah
51,000
21,000
2. Modal Swasta
15,638
16,673
a. penanaman modal langsung
13,716
14,767
b. investasi lainnya
1,922
1,906
Neraca Modal
66,638
37,673
C. TOTAL A+B
64,925
32,395
D. SELISIH PERHITUNGAN
-262
-1,605
NERACA KESELURUHAN (C+D)
64,663
30,790

KETERANGAN:
·         Transaksi berjalan
Pada transaksi berjalan terdapat dua data yaitu data ekspor-impor barang dan ekspor-impor jasa. Pada ekspor-impor barang dibedakan atas dua jenis, yaitu ekspor-impor migas dan non-migas. Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus pada tahun 2012 yaitu sebesar US$ 8,6 milyar, namun turun pada tahun 2013 menjadi  US$ 6,1 milyar. Ekspor-impor jasa Indonesia mengalami defisit, yaitu pada tahun 2012 -US$ 10,3 milyar dan pada tahun 2013 sebesar -US$11,4 milyar. Neraca berjalan Indonesia mengalami defisit pada tahun 2012, yaitu US$ 1,7 milyar, dan bertambah menjadi -US$ 2,3 milyar pada 2012.
·         Transaksi modal
Transaksi modal dibedakan menjadi dua yaitu aliran modal dari pemerintah dan dari swasta. Modal pemerintah pada tahun 2012 sebesar US$ 51milyar menurun menjadi US$21 milyar, sedangkan aliran modal bagi swasta juga mengalami sedikit peningkatan pada 2012 yaitu US$ 15,6 milyar menjadi US$ 16,6 milyar pada tahun 2013. Dengan demikian neraca modal Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi US$ 37,6 milyar.
·         Selisih perhitungan
Selisih perhitungan menunjukkan aliran modal yang tidak tercatat. Pada tahun 2012 aliran modal tidak tercatat defisit sebesar -US$ 262 milyar dan begitupula pada tahun 2013 sebesar -US$ 1,6 milyar.
·         Neraca Keseluruhan
Neraca keseluruhan merupakan neraca yang menunjukkan nilai traksaksi berjalan, transaksi modal, dan selisih perhitungan. Neraca keseluruhan Indonesia pada tahun 2012 surplus sebesar US$ 64,6 milyar, namun mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi US$ 30,7 milyar meskipun tetap mengalami surplus. Penurunan ini disebabkan pada tahun 2013 ekspor Indonesia menurun sedangkan impor Indonesia meningkat. Ini artinya barang impor yang masuk ke Indonesia semakin meningkat namun tidak diimbangi dengan eskpor Indonesia. Selain itu eskpor-impor jasa Indonesia juga mengalami defisit dari tahun 2012-2013 dan pada transaski modal tidak terjadi peningkatan yang signifikan. Untuk itu Indonesia harus lebih meningkatkan ekspor ke luar negeri. Pemerintah juga harus mengurangi pinjaman luar negeri dan meningkatkan investasi asing dan swasta agar masuk ke Indonesia untuk meningkatkan transaksi modal.

SUMBER :