Kelompok 13 – 1EB11
·
Dewi Tri Astuti (21216909)
·
Endah Dahlia (2B215195)
·
Puspa Handini (2B215167)
Pandangan
mengenai Kemiskinan
Permasalahan bangsa
mengenai kemiskinan yang mendesak dan
memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistemik, terpadu dan
menyeluruh. Dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara,
diperlukan langkah-langkah strategis dan komprehensif.
Penanggulangan
kemiskinan yang komprehensif memerlukan keterlibatan berbagai pemangku
kepentingan yaitu Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Dunia Usaha (sektor swata) dan masyarakat merupakan
pihak-pihak yang memiliki tanggungjawab sama terhadap penanggulangan
kemiskinan. Pemerintah sudah semestinya melaksanakan penanggulangan kemiskinan
melalui berbagai program dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar warga negara
secara layak, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat miskin,
penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat serta melaksanakan percepatan
pembangunan daerah tertinggal dalam upaya mencapai masyarakat Indonesia yang
sejahtera, demokratis dan berkeadilan.
Namun keseluruhan upaya
tersebut belum maksimal jika tanpa dukungan dari para pemangku kepentingan
lainnya. Untuk menunjang penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan
mewujudkan percepatan penanggulangan kemiskinan. Menurut saya pemerintah saat
ini terus membanggakan turunnya tingkat kemiskinan di Indonesia walaupun jumlah
penurunannya lebih rendah daripada tahun sebelumnya di 2010. Pemerintah
mengklaim ditengah ketidakpastian global, Indonesia mampu menurunkan kemiskinan
hingga 1 juta orang.
Kalau acuannya tingkat
global, penurunan jumlah kemiskinan di Indonesia harus dibanggakan. Di
Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China dan India, jumlah kemiskinan
cenderung meningkat. Jadi pendapat saya sudah sepantasnya pemerintah bangga,
karena mampu menurunkan kemiskinan, meski belum signifikan tingkat
penurunannya.
Pemahaman utama yang
mencakup dalam kemiskinan dapat dipahami dalam berbagai cara:
1.
Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
2. Gambaran tentang
kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah
diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
3.
Gambaran tentang
kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di
sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh
dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di
luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja
melarang.
Tanggapan utama
terhadap mengatasi kemiskinan adalah:
1. Bantuan
kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan. Di
Indonesia salah satunya berbentuk BLT.
2.
Bantuan terhadap
keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi
orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja
sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
3. Persiapan bagi
yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin,
banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan
sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan
ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan
perawatan kesehatan. Persiapan bagi yang lemah juga dapat berupa pemberian
pelatihan sehingga nanti yang bersangkutan dapat membuka usaha secara mandiri.
Pandangan
Mengenai Kesenjangan Ekonomi Sosial
Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi merupakan cerminan kian memburuknya kondisi makro perekonomian nasional.Indonesia merupakan
sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil
dengan luas tabah kira-kira 2 juta km² dan jumlah penduduk yang ke empat
terpadat di dunia setelah China, India,dan Amerika. Fertilitas atau kelahiran
merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi,jumlah
kelahiran setiap tahun di Indonesia masih besar, jumlah bayi yang lahir setelah
tahun 2000 masih tetap banyak jumlahnya tiap-tiap tahun jumlah kelahiran bayi
di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta bayi. Angka kelahiran yang tinggi inilah
yang menyebabkan meledaknya jumlah penduduk di Indonesia. Jumlah penduduk yang
banyak ini tentunya menimbulkan banyak masalah, antara lain kemiskinan, masalah
pendidikan, dan lain-lain. Hal-hal yang seperti itulah, yang memicu timbulnya
kesenjangan sosial di dalam kehidupan masyarakat. Kesenjangan ini dipicu oleh
adanya kemiskinan yang merajalela dan kurangnya lapangan kerja.
Kesenjangan ekonomi sosial
adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada dalam masyarakat yang
menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Fenomena ini terjadi di hampir
semua Negara di dunia termasuk Indonesia. Kesenjangan sosial di Indonesia
sangatlah terlihat, antara si kaya dan si miskin, maupun antara pejabat dan
rakyat. Adapun yang menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan
sosial ini di antaranya adalah kemisikinan dan kurangnya lapangan pekerjan.
Meningkatnya jumlah
penduduk yang tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai, mengakibatkan
jumlah pengangguran semakin banyak. Hal ini disebabkan karena kurangnya
lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam perekonomian masyarakat, sedangkan perekonomian menjadi faktor terjadinya
kesenjangan sosial. Salah satu karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah
laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan lapangan
kerja. Berbeda dengan negara-negara di Eropa dan Amerika, dimana lapangan
pekerjaan masih berlebih.
Kesenjangan ekonomi sosial akan
semakin memprihatinkan bila tidak ditangani dengan segera. Adapun masalah yang
akan ditimbulkan akibat adanya kesenjangan sosial:
A. Melemahnya wirausaha
Kesenjangan sosial
menjadi penghancur minat ingin memulai usaha, penghancur keinginan untuk terus
mempertahankan usaha, bahkan penghancur semangat untuk mengembangkan usaha
untuk lebih maju. Hali ini dikarenakan seorang wirausaha selalu di anggap
remeh.
B. Terjadi kriminalitas
Banyak rakyat miskin yang terpaksa menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan uang, seperti mencopet, mencuri, judi, dll.
Upaya-upaya yang
harus dilakukan pemerintah untuk pemecahan masalah kesenjangan ekonomi sosial yang
terjadi di Indonesia:
1.
Menomorsatukan
pendidikan,
2.
Menciptakan lapangan
kerja dan meminimalis Kemiskinan,
3.
Meminimalisir
KKN dan memberantas korupsi,
4. Meningkatkan
sistem keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang ketat
terhadap mafia hukum,
5.
Memperkuat
koordinasi antar kementerian dan lembaga,
6.
Mendorong
lahirnya kegiatan usaha logistik di pedesaan dan perkotaan.
Sumber:
http://m.okezone.com/read/2016/01/08/20/1283437/cara-pemerintah-turunkan-angka-kemiskinan-kesenjangan-sosial
https://www.google.co.id/amp/www.kompasiana.com/amp/aorinsebastian/kemiskinan-jadi-sebuah-masalah-bagi-ri_55090ff6a333112a452e3b54
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
No comments:
Post a Comment